cerita sang Kopral ....
Sebenarnya ini cerita yang saya tuliskan dari seorang anggota TNI
sebut saja (Pung) yang mana bisa dikatakan beliau adalah merupakan
tetangga saya. Memang lebih tepatnya cerita ini hanya sekedar cerita
ringan yang mana terkadang menjadi selingan di tengah-tengah obrolan
bersama. Apabila hanya sekedar mendengar ataupun sekedar mengetahui
cerita-cerita dari seorang prajurit, aparat ataupun siapapun yang
berhubungan dengan tugas utamanya, memang terkadang terkesan biasa-biasa
saja, apalagi apabila ceritanya hanya monoton dan terkesan
didramatisir. Namun entah bakat terpendam , terpencar ataupun terkubur,
di dalam menceritakan pengalaman-pengalamannya, bapak Pung memang sangat
lihai dalam melihat pangsa pasar, terutama kaum muda yang terkadang
kurang tertarik dengan hal-hal semacam itu.
Semua di awali dari pak Pung yang ditugaskan ke tempat konflik pada
kurang lebih 11 atau 10 tahun lalu. “ya, namanya juga manusia, pasti ada
rasa cemas, takut, was-was di sana, apalagi keluarga di rumah” ujar
ringan pak Pung. Sesampainya di tempat konflik tersebut, para prajurit
yang diberangkatkan dari markas masing-masingpun lantas diberi penugasan
masing-masing, termasuk juga kopral Pung. Hingga pada suatu hari
datanglah saat dimana menjadi salah satu bagian momen yang sangat
mengujinya. Singkat cerita, pada saat itu, kopral Pung sedang makan siang
dengan salah seorang rekannya. Tidak beberapa lama, datanglah
sekelompok orang yang mereka duga sebagai bagian dari orang yang
seharusnya mereka cari. Karena kalah jumlah, serta persenjataan, entah
mengapa tiba-tiba rekan kopral Pung tadi seperti hilang di telan Bumi.
Yang mana setelah ditemui kembali oleh kopral Pung, rekannya tadi mengaku
bahwa ia ingin ke kamar kecil, “tapi kok cepet banget (batin)” kata
kopral Pung.
Namun dengan santainya kopral Pung yang dikenal gagah berani serta
lumayan perkasa ini tetap melanjutkan makan siangnya dengan nyaman.
“Memang saat itu di luar tugas sih, tapi kalau kamu pasti sudah
kejang-kejang ketakutan” celetuk kopral santai. Untung seribu untung,
sang kopral pun selamat dari kontak senjata. Ia pun selamat di minggu
pertama dalam penugasannya tersebut. Di hari lainya, ternyata sang
komandan memberikan penugasan kepada beberapa prajurit untuk melakukan
penyerbuan, yang mana kopral Pung pun turut serta di dalamnnya. Saat
penyerbuan terjadi, tiba-tiba “dhoorr” letusan pelor musuh pun meletus.
Dan disusul dengan rentetan tembakan lainnya. Tiba-tiba komandan regu
yang berada di depan kopral pun tersungkur, satu persatu rekan dan teman
karibnya pun jatuh dan bahkan beberapa gugur di medan pertempuran.
Hingga pada suatu hari Ia berhasil menyelamatkan diri dan berlari ke
suatu tempat. Berada pada keadan yang sangat mendesak dan tidak serta
merta dapat kembali ke pos dan menghindari jangkauan musuh, kopral Pung
pikir ini yang mengharuskannya bertahan dengan keadaan yang ada. Dan
sampailah Ia di sebuah Puskesmas, dalam penyamarannya, Ia meminta 5
botol Infus kepada perawat. Apa yang dilakukannya?, ternyata sang kopral
meminum cairan infus tadi untuk sekedar melepas dahaga. Dan tidak
disadarinya, ternyata cairan Infus tadi bisa menahannya bahkan untuk
tidak makan selama tiga hari. Dan untunglah keadaan berangsur-angsur
aman, sehingga Ia pun dapat kembali ke pos dalam keadaan selamat. Namun
kopral Pung tidak menyangka bahwa temannya satu markas terkaget-kaget
saat melihat sosoknya. Ternyata di pos sendiri, sebenarnya kopral Pung
sudah dikabarkan hilang kontak dan bahkan sudah dikabarkan tewas. Dengan
perasaan yang senang namun jengkel dan sedikit galau itu, akhirnya sang
kopral pun kembali disambut dengan gembira pula oleh rekan-rekan.
Itulah salah satu bagian dari cerita-cerita panjang kopral Pung. Singkat
cerita, kopral Pung dapat dengan selamat menjalani
penugasan-penugasannya di daerah-daerah atau yang biasa Ia sebut titik
rawan itu. Dan selamat pula kembali ke markas hinnga sekarang, dan
sampai cerita ini saya tuliskan, masih terdapat beberapa sisa-sisa
perang yang membekas pada Kopral Pung, yang Ia tidak mau menjelaskan
secara detail sebabnya. Dan sekali lagi Ia sangat bersyukur atas
keselamatan yang masih membawanya hingga sekarang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar